Rasulullah SAW bersabda : “Haji yang mabrur tidak mempunyai balasan, melainkan surga”. (Muttafaq Alaih)......Rasulullah SAW bersabda : “Hendaklah kamu bersegera mengerjakan haji karena sesungguhnya seseorang tidak akan menyadari halangan yang akan merintanginya”. (HR Ahmad). ........Rasulullah SAW bersabda : “Umrah ke umrah lainnya adalah penghapus dosa-dosa diantara keduanya dan haji yang mabrur tidak mempunyai balasan kecuali surga”. (HR Bukhari)

Jumat, 05 Maret 2010

KISAH TELAGA ZAM ZAM

Kisah Telaga Zamzam

TELAGA atau sumur Zamzam berada di dekat Ka\'bah, di bawah tempat tawaf, yaitu di belakang Maqam Ibrahim, di sebelah kiri menghadap Ka\'bah. Sejarah Telaga Zamzam terkait dengan peristiwa Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang diungsikan ke suatu tempat di dekat Kabah.
Hadits Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Ibrahim telah memindahkan Hajar beserta anaknya Ismail yang masih menyusui. Mereka ditinggal di sebuah bukit tandus di dekat Ka\'bah dan tidak ada siapa pun. Ibrahim meninggalkan Hajar dan anaknya Ismail dan hanya dibekali beberapa biji tamar dan kantong air. Siti Hajar pun bertanya, Wahai Ibrahim, hendak pergi ke mana engkau dan meninggalkan kami di lembah yang tandus dan tidak berpenghuni ini? Ibrahim tidak menjawab hingga beberapa kali pertanyaan Siti Hajar dilontarkan.
Kzrena merasa tidak digubris, Siti Hajar pun bertanya, Apakah ini perintah Allah? Ibrahim pun akhirnya menjawab singkat, Ya.
Jika begitu Allah pasti tidak membiarkan kami, kata Siti Hajar.
Ibrahim pergi meninggalkan istri dan anaknya dan ketika sampai di Thaniyyah, ia pun berdoa ke arah Ka\'bah, memohon kepada Allah agar manusia mendirikan sholat, diberi rezeki berupa buah-buahan, seperti termaktub dalam Surat Ibrahim ayat 37.
Dalam iklim yang panas terik, Ismail yang masih menyusu menangis kehausan. Siti Hajar lalu berusaha mencari air. Ia naik ke bukit Safa dan berjalan hingga ke bukit Marwah. Siti Hajar bolak-balik sampai tujuh kali, berjalan dan berlari kecil. Ketika terakhir sampai di bukit Marwah, tiba-tiba Siti Hajar mendengar suara, ia pun berusaha menyapa. Aku mendengar suara, apakah engkau bisa menolong kami? kata Siti Hajar. Ia terkejut ketika tiba-tiba melihat Malaikat dan di dekatnya telah memancarkan air. Siti Hajar pun segera meminum air, sambil berucap Zamzam yang artinya berkumpullah air yang penuh berkah\" seraya tangannya membendung luapan air, lalu ia segera meminumkan air itu kepada Ismail. Sabda Rasulullah SAW: Semoga Allah memberi rahmat pada Hajar ibu Ismail, jika beliau membiarkan Zamzam mengalir tanpa batas niscaya Zamzam akan menjadi sungai yang mengalir ke seluruh muka bumi.
Malaikat pun berkata, Janganlah engkau bimbang ditinggalkan karena di sini adalah rumah Allah yang akan dibina anaknya, bapaknya, dan Allah tidak akan melupakan hamba-Nya.
Peristiwa pencarian sumber air antara bukit Safa dan Marwah oleh Siti Hajar tersebut kemudian menjadi Rukun Sa\'i. Sabda Rasulullah SAW: Rukun Sai di antara Safa dan Marwah adalah berdasarkan peristiwa ini.
Siti Hajar pun merasa tenang dan akhirnya bersama anaknya Ismail terbiasa hidup di tanah sekitar Ka\'bah, hingga akhirnya datang rombongan kaum Jurkum dari Kada\'. Mereka telah diizinkan oleh Siti Hajar untuk menetap di sana, sampai akhirnya Ismail dewasa dan beristri. Nabi Ibrahim kembali menjumpai Ismail setelah Siti Hajar wafat. Nabi Ibrahim lalu membangun tapak Ka\'bah, dibantu anaknya Ismail yang mengakut batu sebagai pijakan Ibrahim. Batu tempak pijakan Nabi Ibrahim inilah yang dikenal sekarang sebagai Maqam Ibrahim. Setelah itu Ibrahim pun meninggalkan Ismail.
Setelah Nabi Ismail wafat, Tanah Haram dan telaga Zamzam dibina oleh kaum Jurkum. Tetapi kaum Jurkum kemudian lupa daratan, mereka hidup dalam kemaksiatan hingga melupakan segalanya. Allah pun melenyapkan kembali telaga Zamzam, sehingga alam sekitar kembali menjadi tandus dan gersang.
Takdir Allah SWT kemudian memunculkan kembali telaga Zamzam pada menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Allah telah menakdirkan kepada Abdul Muthalib melalui mimpi untuk menggali kembali telaga Zamzam. Abdul Muthalib dibantu anaknya Harits lalu menggali telaga Zamzam. Tanpa kenal lelah, Abdul Muthalib memeliharanya dengan membuat bak penampungan. Meski dicemooh bahkan baknya dirusak oleh kaum Quraisy hingga akhirnya ia bernazar kalau diberi anak sampai 10 orang maka akan disbelihnya salah seorang anaknya. Takdir Allah mengabulkan nazar Abdul Muthalib, sehingga ia terpaksa mengundi siapa di antara anak-anaknya yang harus disembelih. Anak yang mendapat undian adalah Abdullah, ayah dari Nabi Muhammad SAW. Abdullah ternyata anak kesayangan Abdul Muthalib, sehinga ia berkali-kali mengulang undian namun lagi-lagi Abdulah yang mendapatkan. Akhirnya, Abdul Muthalib terpaksa menebusnya dengan mengganti sembelihan 100 ekor onta.
Berdasarkan Sejarah Makkah Al-Mukarraomah, air zamzam mulai diberi bangunan atap pada masa Khalifah Abbasiyyah Abu Ja\'far Al Mansur pada 145 Hijiriyah. Selanjutnya pada masa Khalifah al Mahdi lingkungan air Zamzam diberi lantai marmer dan jendela yang terpelihara hingga masa Khalifah Al Mu\'tasom pada 220 Hijriyah. Telaga Zamzam pernah mengalami kebakaran pada masa Sultan Nasir Farj bin Barquq pada 802 Hijriyah. Kemudian dibangun kembali oleh Qadi Makkah Jamaluddin Muhammad bin Abu Dhohirah, selanjutnya direnovasi oleh Sultan Abdul Hamid II pada 1300 Hijriyah dengan arsiteknya Sayyid Muhammad Sodiq.
Telaga atau sumur Zamzam sekarang terbagi dua, yaitu satu sumur dibangun sepanjang 12,8 meter dan satunya lagi digali sepanjang 17,2 meter di kawasan Sakhrul Jabal. Kemudian dibuat tiga mata air saluran, meliputi satu saluran dekat Ka\'bah arah Rukun, dan dua saluran lainnya masing-masing di Jabal Abu Qubais dan Safa ke arah Harqah. Kini telah dibangun menara Zamzam dengan dua bak khusus, masing-masing untuk minum dan untuk berwudu. Air Zamzam selanjutnya disalurkan ke bagian timur Masjidil Haram dengan pipa, yang kini berpangkal di kawasan Kudai.
Rasulullah SAW bersabda: Sebaik-baiknya air di muka bumi adalah Zamzam, karena di dalamnya terdapat kandungan zat makanan dan penyembuh penyakit. (Hadist Riwayat Tabrani).
Sahih Muslim menyebut, Sesungguhnya Zamzam merupakan air yang diberkati, sesungguhnya mengandung zat makanan, orang yang meminumnya akan merasa kenyang.
Zamzam memiliki berbagai sebutan, antara lain Barakah. Seluruh umat muslim di dunia senantiasa membawa air Zamzam ke negeri mereka, terutama setelah melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci. Air Zamzam merupakan pancaran air dari syurga dan menjadi bukti kekuasaan Allah SWT. Telaga Zamzam pun lestari sampai sekarang sebagai air yang penuh berkah, meski sudah lebih dari 5.000 tahun usianya. Semakin diambil semakin bertambah-tambah airnya.